Book Appointment Now
Mataram Susun Rencana Aksi Perubahan Iklim
September, Rekor Suhu Terpanas dalam Sejarah
Mataram Susun Rencana Aksi Perubahan Iklim
Mataram- Bulan September 2023 menjadi bulan terpanas yang tercatat dalam sejarah. Fenomena ini tidak terlepas dari dampak emisi gas rumah kaca yang terus meningkat, dan dampaknya semakin terasa dalam perubahan iklim global. Hal ini disampaikan Hizbullah Arif, dari Climate Resilient and Inclusive Cities Project (CRIC) salah satu narasumber dalam kegiatan “Pelatihan Penyusunan Rencana Aksi Perubahan Iklim Kota Mataram 2023,” yang berlangsung di Hotel Lombok Astoria, Mataram, pada Senin (10/09/2023).
“Kegiatan ini sangat relevan dengan situasi perubahan iklim saat ini,” Paparnya.
Pada dasarnya, program penyusunan rencana aksi perubahan iklim telah mencapai tahap ketiga, langkah-langkah telah diambil sejak awal. Kota Mataram telah melakukan pelatihan “CAP M1” terkait inventarisasi Gas Rumah Kaca pada tanggal 28-29 Juni 2022 dan “Teknikal Asistensi M1” pada tanggal 30 Juni 2022, serta “Pelatihan M2” pada tanggal 8-10 Agustus 2023 yang mencakup Penyusunan Baseline dan Mitigasi Gas Rumah Kaca.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tersusun skema mitigasi perubahan iklim yang memenuhi standar global.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Mataram, L. Alwan Basri, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini karena memiliki dampak besar terhadap masyarakat. Ia menekankan pentingnya para peserta pelatihan untuk bersungguh-sungguh dalam merencanakan tindakan perubahan iklim yang optimal.
Sekda Alwan juga menjelaskan bahwa saat ini Kota Mataram serius dalam menangani isu perubahan iklim, termasuk isu persampahan yang sangat krusial. “Kota Mataram telah mengambil tindakan konkret terkait hal ini, seperti pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya, pengolahan sampah modern yang dimulai dengan peletakan batu pertama minggu lalu,” terangnya.
Dalam konteks global, Mengacu data Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, bulan September memiliki suhu permukaan rata-rata 16,38 derajat celcius. Suhu ini 0,5 derajat celcius lebih tinggi dari suhu terpanas sebelumnya pada bulan September, pada tahun 2020, dan sekitar 1,75 derajat celcius lebih hangat pada bulan September dibandingkan dengan suhu referensi pra-industri pada periode 1850-1900.
Meningkatnya suhu dunia berdampak pada cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas yang bisa berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan.
Kota Mataram, satu dari sepuluh kota terpilih dalam program ini, menjadi salah satu contoh yang menunjukkan komitmen dalam menghadapi perubahan iklim. Langkah-langkah seperti ini menjadi kunci dalam melindungi bumi kita dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Dengan kolaborasi dan tindakan nyata, kita bisa bergerak menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.* (TK-Diskominfo)